Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Pages

Minggu, 16 Juni 2013

Hubungan Antar Personalia



BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
           Manusia adalah makhluk sosial untuk bertahan hidup harus ada sosialisme atau berhubungan dengan manusia lain dan hal ini tak bisa dihindari, mutlak dilakukan manusia apalagi pada masa sekarang ini. Hubungan antar manusia dengan hubungan kemanusiaan sesungguhnya mempunyai pengertian yang berbeda. Dalam setiap bentuk hubungan, hubungan antar manusia lebih mendominasi dari pada hubungan kemanusiaan. Dalam pengertian hubungan antar manusia bukan hanya dalam wujudnya saja, tetapi juga dari sifat-sifatnya, waktunya, cara bicaranya, sikapnya, tingkah lakunya, pribadinya, dan berbagai macam aspek kejiwaan yang ada pada diri manusia. Dalam pergaulan hidup, manusia menduduki fungsi yang bermacam-macam. Disatu sisi ia adalah ayah atau ibu, tetapi disisi lain ia adalah anak. Disatu sisi adalah ia kakak, tetapi disisi lain ia adalah adik. Pengetahuan tentang hubungan antar manusia, mendasari interaksi dan komunikasi dari individu yang satu ke individu lainnya.

1.2       Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1.2.1  Apa pengertian dan tujuan dari hubungan antar manusia/personalia?
1.2.2  Apa faktor yang mendasari hubungan antar manusia/personal tersebut?
1.2.3  Apa saja hambatan dan konsep diri dalam hubungan antar personal tersebut?

1.3 Tujuan                                                                                                           
    Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini bertujuan sebagai berikut :
1.3.1    Untuk mengetahui pengertian dan tujuan dari hubungan antar manusia/personalia
1.3.2    Untuk mengetahui faktor yang mendasari hubungan antar manusia/personalia tersebut
1.3.3    Untuk mengetahui hambatan dan konsep diri dalam hubungan antar personal tersebut
                       
1.4       Manfaat
             Diharapkan penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam memberikan informasi mengenai pengertian dan tujuan dari hubungan antar manusia/personalia, faktor yang mendasari hubungan antar manusia/personalia tersebut, serta hambatan dan konsep diri dalam hubungan antar personal tersebut
























BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Hubungan Antar Manusia
            Hubungan antar manusia adalah kemampuan mengenali sifat, tingkah laku, pribadi seseorang. Ruang lingkup hubungan antar manusia dalam arti luas adalah interaksi antar seseorang dengan orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasaan hati pada kedua belah pihak. Suksesnya seseorang dalam melaksanakan “Human Relations” karena ia berkomunikasi secara etis, ramah, sopan, menghargai, dan menghormati orang lain. Human Relations ini dilakukan dimana saja bisa  di rumah, pasar, kampus, toko, dalam bis, kereta api, dan sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan antar manusia/personal (Human Relations) adalah "Proses interaksi melibatkan perasaan, kata yang diucapkan dalam komunikasi, mencerminkan perasaan dan sikap, proses penyesuaian diri." Hubungan antar manusia secara luas mencoba menemukan, mengidentifikasi masalah dan membahas untuk mendapatkan pemecahan masalah.
            Pengertian HAM Menurut Beberapa Pakar
1.   Hugo Cabot dan Joseph A Kahl (1967): HAM adalah suatu sosiologi yang konkret karena meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah “interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya. Jadi, interaksi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru.
2.   H. Bonner (1975): interaksi adalah hubungan antara dua atau lebih individu manusia dan perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki perilaku individu lain atau sebaliknya.
3.   Keith Davis Human Relation at Work” adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepimpinannya, yang bertanggung jawab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.
4.   Ferdinand Tonnies: menyatakan bahwa manusia dalam bermasyarakat mempunyai dua jenis pergaulan yaitu:
·       Gemeinscaft, hal yang dialami oleh orang lain dirasakan sebagaimana terjadi pada dirinya olek karena pergaulannya yang sangat akrab. Sifatnya statis, pribadi, tidak rasional;
·       Gessellscaft, pergaulan yang mempertimbangkan untung dan ruginya sehingga anggota bebas keluar masuk dari kelompok tersebut.
            Menurut Hoy hubungan antar personalia berkaitan dengan iklim organisasi. Iklim organisasi ialah karakteristik organisasi tertentu yang membedakannya dengan organisasi yang lain yang dapat mempengaruhi perilaku anggotanya. Produktivitas pendidikan ditentukan oleh praktik dan tradisi atau kebiasaan bekerja personalianya. Bila para personalia memiliki kebiasaan bekerja secara efektif dan efisien akan dapat meningkatkan produktivitas, sebaliknya bila mereka memiliki kebiasaan secara santai dan kurang cermat akan dapat merugikan organisasi. Dengan demikian iklim organisasi perlu dibina dan ditingkatkan.
            Memperhatikan dan membina organisasi berarti sekaligus menjunjung martabat para personalia sebagai manusia, sebab dengan memperbaiki iklim organisasi akan mengembangkan sikap-sikap sosial, toleransi, menghargai pendapat orang lain, bekerja sama menyelesaikan masalah, dan sebagainya. Semua perilaku adalah cermin cara bekerja sama yang baik. Bila perilaku ini dapat di pertahankan relatif lama, maka ia akan menjadi tradisi atau kebiasaan bekerja. Lalu terciptalah iklim organisasi yang baik.
            Hubungan antar personalia yang diinginkan dalam lembaga pendidikan ialah kerukunan, gotong royong, saling menghormati, kerjasama dan rasa saling memiliki. Dalam hubungan tersebut dilakukan oleh semua personalia tanpa terkecuali, terutama manajer memberi contoh sikap-sikap yang baik.
            Halsey memberikan petunjuk tentang bagaimana seharusnya atasan bertindak terhadap para bawahan agar mereka menyukaidan menyenangi atasannya. Petunjuk-petunjuk itu adalah:
·       Harus bersikap adil
·       Mereka harus disalami segera ketika bertemu
·       Mereka perlu diberi perhatian
·       Atasan lebih banyak mendengar daripada berbicara
·       Atasan sebaiknya memakai kata meminta bukan memerintah
·       Nama-nama para bawahan perlu diingat dan disebutkan bila berhubungan dengan mereka.
Cara lain yang dapat dilakukan oleh para manajer adalah menciptakan situasi yang harmonis, gotong royong, saling menghargai, mengutamakan kepentingan bersama, membela kebenaran dan keadilan, dan sikap musyawarah dalam setiap pertemuan. Penciptaan situasi-situasi tersebut merupakan teknik pembinaan antar hubungan secara tidak langsung kepada setiap personalia pendidikan.
Hubungan antara manusia (Human Relation) adalah kemanusiaan yang harmonis, tercipta atas kesadaran dan kesediaan melebur keinginan Individu demi terpadunya kepentingan bersama. Manajer dalam menciptakan hubungan antar manusia yang harmonis memerlukan kecakapan dan keterampilan tentang komunikasi, psikologi, sosiologi, antropologi, dan etologi, sehingga dia memahami serta dapat mengatasi masalah-masalah dalam hubungan kemanusiaan.

2.2       Tujuan Hubungan Antar Manusia
                              Tujuan hubungan antar manusia adalah agar tercapainya kehidupan yang harmonis yaitu masing-masing orang saling bekerjasama dengan menyesuaikan diri terhadap satu dengan yang lain, dan memanfaatkan pengetahuan tentang factor social dan psikologis. Dalam penyesuaian diri manusia sedemikian rupa sehingga penyesuaian diri ini terjadi dengan serasi dan selaras, dengan ketegangan dan pertentangan sedikit mungkin.
                        Hal ini disebabkan karena di dalam masyarakat/lingkungan sosial, setiap orang mempunyai kepentingan dan harapan yang berbeda-beda atau bersaing satu sama lain. Suksesnya hubungan antar manusia sebagai akibat tidak mengabaikan sopan santun, ramah tamah, hormat menghormati dan menghargai orang lain dan faktor etika. Hubungan antar manusia yang baik akan mengatasi hambatan-hambatan komunikasi, mencegah salah pengertian dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia yang dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan.
                        Adapun tujuan hubungan antar manusia/ personalia yang lainnya adalah:
1.        Memanfaatkan pengetahuan tentang faktor sosial dan psikologis dalam penyesuaian diri manusia sehingga terjadi keselarasan dan keserasian, dengan konflik seminimal mungkin
2.        Memenuhi kebutuhan antara individu yang satu dengan yang lain
3.        Memperoleh pengetahuan dan informasi baru
4.        Menumbuhkan sikap kerjasama
5.        Menghilangkan sikap egois/paling benar
6.        Menghindari dari sikap stagnan karena “manusia adalah makhluk homo socius”; mengubah sikap dan perilaku diri sendiri dan orang lain serta memberikan bantuan.

2.3       Faktor yang Mendasari Hubungan Antar Manusia
                        Hubungan antar manusia melibatkan individu secara utuh baik dan secara fisik maupun psikologis. Proses psikologis sangat dominan mendasari hubungan antar manusia dan merupakan faktor utama yang dalam proses internalisasi, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati.
1)       Faktor imitasi
Imitasi atau tiruan adalah keadaan seseorang yang mengikuti sesuatu diluar dirinya. Sebelum mengikuti satu hal, ia harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a.       Minat perhatian yang cukup besar terhadap hal yang akan diimitasi.
b.      Sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang diimitasi.
c.      Seorang meniru suatu pandangan atau tingkah laku karena akan memperoleh penghargaan social yang tinggi.
       Dari syarat diatas, imitasi merupakan proses hubungan antar manusia yang menerangkan tentang mengapa dan bagaimana dapat terjadi keseragaman dalam pandangan dan tingkah laku.
2)              Faktor sugesti
Sugesti adalah proses seorang individu menerima cara pandang atau pedoman tingkah laku orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.
Persyaratan untuk memudahkan terjadinya sugesti pada seseorang adalah sebagai berikut:
a.       Hambatan berfikir, karena rangsangan emosional, proses sugesti yang terjadi pada orang tersebut secara langsung menerima tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu segala pengaruh atau pandangan orang lain.
b.      Pikiran terpecah-pecah (disasosiasi), orang yang sedang mengalami pemikiran yang terpecah-pecah, mudah terjadi sugesti.
c.       Otoritas atau prestise, proses sugesti cenderung terjadi pada orang-orang yang sikapnya menerima pandangan tertentu dari seseorang yang memiliki keahlian tertentu sehingga dianggap otoritas dalam keahlian tersebut atau dari seseorang yang mempunyai prestise sosial yang tinggi.
d.      Mayoritas orang akan mudah menerima pandangan ketika pandangan tersebut disokong oleh mayoritas atau sebagian besar golongan atau masyarakat. Penerimaan pandangan itu terjadi tanpa pertimbangan lebih lanjut.
e.        Kepercayaan penuh penerima sikap atau pandangan tanpa pertimbangan lebih lanjut dikarenakan pandangan tersebut sudah ada pada diri individu yang bersangkutan.
3)     Faktor identifikasi
Proses identifikasi berlangsung secara sadar (dengan sendiri) irrasional, berdasarkan perasaan, dan berkembang bahwa identifikasi berguna untuk melengkapi system norma dan citra-citra.
4)     Faktor simpati
Simpati adalah persaan tertarik seseorang terhadap orang lain yang timbul atas dasar penilaian perasaan dorongan utama yang memunculkan, simpati adalah rasa ingin mengerti dan bekerja sama dengan orang lain.

2.4       Hambatan dalam Hubungan Antar Manusia
                        Hambatan dalam hubungan antar manusia pada umumnya mempunyai dua sifat yaitu objektif dan subjektif. Hambatan yang sifatnya objektif adalah gangguan dan halangan terhadap jalannya hubungan antar manusia yang tidak disengaja dan dibuat oleh pihak lain tapi mungkin disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Hambatan yang bersifat subjektif adalah yang sengaja dibuat oleh orang lain sehingga merupakan gangguan, penentangan terhadap suatu usaha komunikasi. Dasar gangguan dan penentangan ini biasanya disebabkan karena adanya pertentangan kepentingan, prejudice (prasangka), tamak, iri hati, apatisme dan sebagainya ( Onong, 2003 ).
                        Faktor kepentingan dan prasangka merupakan faktor yang paling berat karena usaha yang paling sulit bagi seorang komunikator ialah mengadakan komunikasi dengan orang-orang yang jelas tidak menyenangi komunikator atau menyajikan pesan komunikasi yang berlawanan dengan fakta atau isinya yang mengganggu suatu kepentingan. Apabila seseorang dikonfrontasikan dengan suatu bentuk komunikasi yang tidak disukainya karena mengganggu kedudukan pendidikan, atau kepentingannya maka orang tersebut biasanya mencemoohkan komunikasi atau mungkin pula mengelakkan dan secara acuh tak acuh mendiskreditkan pesan komunikasi sebagai hal yang sukar dimengerti. Gejala mencemoohkan dan mengelakkan suatu komunikasi untuk kemudian mendiskreditkan atau menyesatkan pesan komunikasi, dinamakan penghindaran komunikasi (evasion of communication).

2.5       Konsep Diri
                        Definisi Konsep Diri menurut Wiiliam D. Brooks adalah those physical, social, and psychological perceptions of ourselves that we have derived from experiences and our interaction with others (persepsi-persepsi fisik, sosial, dan psikologis dari diri kita bahwa kita telah berasal dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain).
                        Konsep diri merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam komunikasi antar pribadi. Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri positip. Konsep diri memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang, karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai suatu operating sistem yang menjalankan suatu komputer. Konsep diri dapat mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Konsep diri yang jelek akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru, tidak berani mencoba hal yang menantang, takut gagal, takut sukses, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa diri tidak berharga, merasa tidak layak untuk sukses, pesimis, dan masih banyak perilaku inferior lainnya.
                        Sebaliknya orang yang konsep dirinya baik akan selalu optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani sukses, berani gagal, percaya diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup, bersikap dan berpikir positip, dan dapat menjadi seorang pemimpin yang handal.
                        Komunikan yang berkonsep diri positip adalah Komunikan yang Tembus Pandang (transparent).
            Dua macam konsep diri adalah sebagai berikut :
1.        Konsep diri negatif: peka pada kritik; responsif sekali pada pujian; hiperkritis; cenderung merasa tidak disenangi orang lain; bersikap pesimitis pada kompetensi.
2.        Konsep diri positif: yakin akan kemampuan mengatasi masalah; merasa setara dengan orang lain; menerima pujian tanpa rasa malu; sadar akan keinginan dan perilaku tidak selalu disetujui oleh orang lain; mampu memperbaiki diri.
            Hal-hal yang perlu dipahami tentang konsep diri adalah :
1.     Dipelajari melalui pengalaman dan interaksi individu dengan orang lain.
2.     Berkembang secara bertahap.
3.     Ditandai dengan kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan (positif).
4.     Negatif ditandai dengan hubungan individu dan sosial yang mal adaptif.
5.     Merupakan aspek kritikal yang mendasar dan pembentukan perilaku individu.
            Hal-hal yang penting dalam konsep diri adalah :
1.          Pandangan individu terhadap orang lain.
2.          Suasana keluarga yang harmonis.
3.          Penerimaan keluarga
Komponen konsep diri adalah :
  1. Gambaran diri adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik sadar maupun tidak sadar. Meliputi : performance, potensi tubuh, persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh.
  2. Ideal diri adalah persepsi individu tentang perilakunya yang disesuaikan dengan standar pribadi yang terkait dengan cita-cita.
  3. Harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan cara menganalisis seberapa jauh perilaku individu tersebut.
  4. Peran diri adalah pola perilaku sikap nilai dan aspirasi yang diharapkan individu berdasarkan posisinya dimasyarakat.
  5. Identitas diri adalah kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari pengamatan dan penilaian sebagai sintesis semua aspek konsep diri sebagai sesuatu yang utuh.
























BAB III
PENUTUP

3.1       Simpulan
            Berdasarkan pembahasan di atas, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Hubungan antar manusia adalah kemampuan mengenali sifat, tingkah laku, pribadi seseorang. Ruang lingkup hubungan antar manusia dalam arti luas adalah interaksi antar seseorang dengan orang lain dalam suatu kehidupan untuk memperoleh kepuasan hati. Jadi hubungan antara manusia (Human Relation) adalah kemanusiaan yang harmonis, tercipta atas kesadaran dan kesediaan melebur keinginan Individu demi terpadunya kepentingan bersama. Manajer dalam menciptakan hubungan antar manusia yang harmonis memerlukan kecakapan dan keterampilan tentang komunikasi, psikologi, sosiologi, antropologi, dan etologi, sehingga dia memahami serta dapat mengatasi masalah-masalah dalam hubungan kemanusiaan.
            Tujuan hubungan antar manusia adalah agar tercapainya kehidupan yang harmonis yaitu masing-masing orang saling bekerja sama dengan menyesuaikan diri terhadap satu dengan yang lain. Adapun faktor-faktor yang mendasarinya dan ada pula hambatannya.

3.2       Saran
       Untuk menjalin suatu hubungan yang baik dengan Sesama manusia kita harus bisa memahami diri sendiri. Mencoba untuk memahami kebutuhan dan keinginan masing-masing individu/personal.







DAFTAR PUSTAKA












0 komentar:

Posting Komentar

DRAFT KU